Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak keluarga dan pekerja migran asal Tiongkok yang mencari tempat tinggal di Asia Tenggara untuk mendapatkan biaya hidup yang terjangkau, lingkungan yang menyenangkan, dan kebijakan yang bersahabat.imigranTujuan. Dan dari sekian banyak negara yangImigrasi MalaysiaSingapura dan Thailand tidak diragukan lagi merupakan tiga pilihan yang paling populer. Jadi, siapa yang lebih baik untuk tempat tinggal dan pemukiman jangka panjang? Negara mana yang paling hemat biaya untuk beremigrasi? Dalam artikel ini, kita akan melihatHambatan kebijakan, biaya hidup, pendidikan dan perawatan kesehatan, adaptasi bahasa dan budayaEmpat dimensi dibandingkan untuk mengungkapkan jawabannya.
I. Ambang Batas Kebijakan Imigrasi: Malaysia Lebih Bersahabat, Singapura Paling Keras
-
SingapuraSebagai negara maju, ambang batas untuk imigrasi cukup tinggi. Kartu izin kerja biasanya diperlukan,Imigrasi terampilmungkinimigrasi investasiAkses, persetujuan yang ketat, kuota kartu hijau (penduduk tetap) yang terbatas, dan pelamar dengan gelar lanjutan atau keterampilan yang langka.
-
MalaysiaProgram Rumah Kedua (MM2H) telah diperketat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi masih lebih lunak daripada Singapura. Ambang batas keuangannya moderat dan tempat tinggal jangka panjang tidak wajib bagi pensiunan dan pelancong internasional. Ambang batas modal moderat, dan tempat tinggal jangka panjang tidak wajib, sehingga cocok untuk pensiunan, kelas aset, dan pelancong internasional.
-
Thailand"Elite Visa", yang lebih mirip dengan izin tinggal jangka panjang dengan harga berjenjang mulai dari 5 hingga 20 tahun, bukanlah program imigrasi yang sebenarnya dan tidak mengarah pada izin tinggal permanen atau kewarganegaraan.
Ringkasan: Jika Anda ingin benar-benar "berimigrasi dan menetap", kebijakan Malaysia relatif santai dan stabil, Singapura adalah yang paling sulit, dan Thailand mendukung "pariwisata + tempat tinggal".
Kedua, biaya hidup dan perumahan: Malaysia hemat biaya, Singapura membuat stres
-
SingapuraBiaya hidup di Asia adalah yang tertinggi di dunia, terutama dalam hal harga properti yang tinggi. Biaya sewa rata-rata apartemen bisa mencapai puluhan ribu RMB, dan biaya makanan, transportasi, dan perawatan medis juga relatif mahal.
-
MalaysiaBiaya hidup yang rendah dan masyarakat yang bilingual membuat orang Tionghoa lebih mudah berintegrasi. Harga rumah masih masuk akal di kota-kota besar seperti Kuala Lumpur dan Penang, dan layanan medis yang baik dan terjangkau.
-
ThailandSecara keseluruhan, pengeluaran juga relatif terjangkau, terutama di kota-kota seperti Chiang Mai dan Phuket, tetapi ada masalah bahasa dan ketidakpastian rezim visa.
Ringkasan: Dalam hal "nilai untuk uang", Malaysia lebih baik daripada Singapura dalam hal perumahan, perawatan kesehatan, dan kehidupan sehari-hari, dan lebih stabil daripada Thailand.
Pendidikan dan perawatan kesehatan: Singapura memimpin dalam hal kualitas, Malaysia menyeimbangkan keragaman
-
SingapuraDengan sumber daya pendidikan dan fasilitas medis kelas dunia seperti Nanyang Polytechnic dan National University, pengajaran bahasa Inggris menjadi fokus utama, cocok untuk keluarga yang berencana agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan internasional.
-
MalaysiaSistem pendidikannya menggabungkan bahasa Inggris dan Mandarin, sekolah internasional swasta banyak tersedia dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada di Singapura, dan sistem perawatan kesehatannya merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara, dengan dukungan bagi para ekspatriat.
-
ThailandSekolah-sekolah internasional terkonsentrasi di Bangkok, tetapi bahasa Inggris tidak digunakan secara luas seperti di dua negara sebelumnya, dan rumah sakit swasta dalam hal perawatan kesehatan memiliki kualitas yang cukup baik tetapi harganya sangat berfluktuasi.
Ringkasan: Jika Anda mencari sumber daya pendidikan dan perawatan kesehatan terbaik, Singapura menang; jika Anda mencari nilai untuk uang, Malaysia adalah pemain yang lebih seimbang.
IV. Adaptasi Bahasa dan Budaya: Persahabatan Tionghoa yang Tinggi antara Malaysia dan Singapura
-
SingapuraBahasa resminya adalah bahasa Mandarin dan Inggris, dan proporsi bahasa Mandarin mencapai 70% atau lebih, dengan identitas budaya yang kuat.
-
MalaysiaKota ini juga memiliki komunitas Tionghoa yang besar, dengan bahasa Kanton, Fukien, dan Mandarin yang beredar luas, kebiasaan yang mirip dengan Tiongkok, dan toleransi beragama.
-
ThailandMeskipun terdapat banyak orang Tionghoa, secara keseluruhan bahasa Thailand adalah bahasa utama, dengan komunikasi bahasa Inggris yang terbatas, perbedaan budaya, dan biaya adaptasi awal yang tinggi.
Ringkasan: Malaysia dan Singapura merupakan negara yang ramah terhadap orang Tionghoa dengan tingkat adaptasi budaya yang tinggi dan sedikit perbedaan dalam kebiasaan hidup, sementara Thailand sedikit lebih menantang bagi mereka yang tidak terbiasa dengan bahasanya.
Kesimpulan keseluruhan: Malaysia adalah raja nilai untuk uang
Jika Anda mencari sumber daya pendidikan dan perawatan kesehatan berstandar tinggi dan memiliki basis keuangan yang tinggi, Singapura masih menjadi pilihan utama bagi para imigran Asia. Namun, jika Anda menghargai kualitas hidup, integrasi budaya, keramahan biaya, dan stabilitas kelembagaan lebih dari apa pun.Imigrasi ke MalaysiaTidak diragukan lagi, destinasi paling hemat biaya untuk imigran Asia Tenggara.